Posts

Good Manufacturing Practice GMP

Good Manufacturing Practice GMP

GMP. Dalam industri makanan dan minuman, terdapat istilah Good Manufacturing Practices atau biasa disebut dengan GMP. Good Manufacturing Practice ini sebenarnya sudah diatur oleh pemerintah bagian departemen kesehatan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 23/MEN.KES/SKJI/1978. Dalam peraturan ini sudah tersusun dengan rapi terkait pedoman atau cara memproduksi makanan dan minuman yang baik.

Sekalipun sudah diatur oleh pemerintah, ternyata masih ada saja pemilik usaha makanan dan minuman yang mengabaikan pentingnya GMP ini. Untuk itu, bagi Anda yang saat ini sedang menjalankan usaha atau baru memulai usaha makanan dan minuman sebaiknya mempelajari lebih lanjut terkait GMP.

Pengertian Good Manufacturing Practice

Good Manufacturing Practice (GMP) merupakan suatu pedoman atau tata cara manajemen yang sesuai standar sebuah Negara dalam bentuk prosedur untuk menghasilkan produk makanan dan minuman dengan baik yang nantinya akan dijual ke pasar. Produk makanan dan minuman yang dihasilkan ini harus memenuhi standar yang ada, paling tidak mendekati standar yang sudah ada tersebut.

Dalam Bahasa Indonesia, GMP dikenal dengan istilah CPB atau Cara Produksi yang Baik. GMP atau CPB ini memiliki berbagai macam jenis tergantung dengan hasil produksinya sebagai berikut ini:

  1. CPOB : Standar GMP yang mengatur tentang tata cara produksi obat-obatan atau Cara pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
  2. CPMB : Standar GMP yang mengatur tentang tata Cara Produksi Makanan yang Baik.
  3. CPKB : Standar GMP yang mengatur tentang tata Cara membuat Produk Kosmetik yang Baik.
  4. CPOTB : Standar GMP yang mengatur tentang tata Cara membuat Produk Obat Tradisional yang Baik atau istilah lainnya adalah obat herbal.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa GMP ini sendiri merupakan pedoman yang mengatur tata cara memproduksi makanan dan minuman agar layak dikonsumsi. Good Manufacturing Practice ini berisi tentang syarat minimum dan pengelolaan umum yang harus dipenuhi untuk bahan pangan di seluruh produksi makanan dan minuman mulai dari bahan mentah hingga barang jadi siap konsumsi.

Tujuan dan Manfaat Good Manufacturing Practice

Pemilik usaha diwajibkan untuk mengikuti prosedur CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik) karena hal ini mendatangkan banyak tujuan dan manfaat baik untuk produsen, konsumen maupun pemerintah. Adapun tujuan dan manfaat bagi produsen adalah:

1. Melindungi Pangsa Pasar
Seperti yang kita tahu bahwa marketing terbaik dalam dunia bisnis adalah ulasan dari pelanggan yang berpengalaman mencoba produk tersebut. Nah, CPMB ini membantu perusahaan untuk meninggalkan kesan baik bagi konsumen agar pangsa pasar tetap terlindungi. Sebab jika sekali saja konsumen kecewa dan menginformasikan kekecewaannya ke pasar hal ini dapat merusak pangsa pasar.

2. Membangun dan Memelihara Kepercayaan Konsumen
Konsumen yang sudah merasakan manfaat dari makanan dan minuman yang diproduksi, tentu akan membuat kepercayaan mereka meningkat dan tidak ragu untuk terus mengkonsumsi produk makanan dan minuman tersebut. Bahkan mereka tidak ragu merekomendasikan kepada orang terdekatnya.

3. Mencapai Tujuan Perusahaan
Jika perusahaan menerapkan CPMB dengan baik, maka perusahaan dapat memelihara pelanggan. Dengan meningkatnya kepercayaan konsumen pada produk yang dihasilkan tentu akan mudah bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

4. Mengurangi Biaya Operasional
Dengan CPMB yang baik, maka perusahaan dapat mengurangi beban biaya operasional yang tidak diperlukan.

5. Menjadi Contoh Perusahaan Lain
Perusahaan yang menjalankan CPMB yang baik tentu membuat tingkat kepercayaan pelanggan naik. Nah, hal ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain yang ingin sukses seperti perusahaan kita.

6. Menjaga Keselamatan Konsumen
Ketika perusahaan menerapkan CPMB yang baik, maka produk makanan dan minuman yang dihasilkan tentu sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan demikian keselamatan konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut juga terjaga.

7. Meningkatkan Wawasan Tentang Produk

Umumnya konsumen seringkali bertanya produk tersebut terbuat dari apa saja. Hal ini tidak disalahkan, karena konsumen berhak tau mengenai produk yang mereka konsumsi. Adapun hal yang biasa ditanyakan terkait komposisi, tanggal kadaluwarsa, dan berbagai informasi lainnya.

Setelah mengetahui tujuan dan manfaatnya bagi konsumen dan produsen, sekarang mari kita ketahui tujuan dan manfaatnya untuk pemerintah:

  • Melindungi konsumen dari kerugian akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak layak.
  • Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa makanan dan minuman yang diedarkan layak untuk dikonsumsi.
  • Memberikan informasi kepada konsumen dalam hal makanan dan minuman terkait komposisi, tanggal kadaluwarsa dan lain-lain.
  • Standar GMP Pada Industri Makanan dan Minuman

Standar GMP pada industri makanan dan minuman sudah diatur dalam undang-undang No.23/MENKES/I/1978. Adapun cara produksi makanan dan minuman yang baik adalah yang harus memperhatikan hal berikut:

  1. Lokasi usaha pembuatan makanan dan minuman (pabrik).
  2. Bangunan.
  3. Fasilitas sanitasi.
  4. Pealatan untuk produksi.
  5. Bahan baku.
  6. Produk akhir atau produk jadi.
  7. Laboratorium.
  8. Kebersihan karyawan.
  9. Wadah kemasan yang digunakan.
  10. Label.
  11. Penyimpanan produk.
  12. Pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan sanitasi.
  13. Kualitas pengiriman.

Undang-Undang PP No.28

Pada undang-undang PP No.28 tahun 2004 pasal 8 terdapat standar bahan yang digunakan dalam peraturan pemerintah yang mengatur tentang:

  1. Cara meletakkan bahan pangan baik mentah maupun bahan jadi dalam lemari atau rak yang terpisah dengan tujuan agar tidak terjadi pencemaran.
  2. Mengendalikan stock penerimaan bahan mentah dan barang jadi.
  3. Mengatur perputaran stock pangan sesuai dengan tanggal kadaluwarsanya. Jadi, tanggal yang terakhir dibuat harus pertama dikeluarkan, namun jika tidak sesuai standar harus dibuang.
  4. Memperhatikan kondisi tempat penyimpanan untuk menjaga mutu dan kualitas produk seperti suhu, tekanan, kelembaban dan lain sebagainya.
  5. Tidak hanya itu saja, kualitas pengiriman juga diatur dalam GTP (Good Transportation Procedure) yang mengatur pengiriman dan pengangkutan dengan baik sehingga dalam pengiriman kualitas produk tetap terjaga sampai tempat tujuan.

GTP ini sendiri juga memiliki undang-undang yang diatur pada UU No.7 tahun 1996. Dari undang-undang tersebut pengangkutan pangan memiliki arti kegiatan yang memiliki tujuan untuk memindahkan hasil produksi pangan dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan yang baik dalam rangka memproduksi pangan, mengedarkan dan menjual pangan.

Untuk melakukan Konsultasi Sertifikasi hubungi tim Raga Manajemen Internasional.

Hazard Analisys and Critical Control Point HACCP

Hazard Analisys and Critical Control Point HACCP

HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem jaminan mutu yang mendasarkan kepada kesadaran atau penghayatan bahwa hazard (bahaya) dapat timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu tetapi dapat dilakukan pengendalian untuk mengontrol bahaya-bahaya tersebut.

Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan pencegahan dari pada mengandalkan kepada pengujian produk akhir. Sistem HACCP bukan merupakan sistem jaminan keamanan pangan yang zero-risk atau tanpa resiko, tetapi dirancang untuk meminimumkan resiko bahaya keamanan pangan. HACCP dapat diterapkan dalam rantai produksi pangan mulai dari produsen utama bahan baku pangan (pertanian), penanganan, pengolahan, distribusi, pemasaran hingga sampai kepada pengguna akhir.

Karena HACCP dikenal sebagai sistem keamanan pangan yang efektif, maka dengan menerapkan HACCP secara konsekuen maka perusahaan jaminan pangan akan dapat memberikan kepercayaan pada pelanggan terhadap jaminan keamanan yang telah dilakukan, dan akan memberikan kesan yang baik bahwa industri pangan yang bersangkutan memenuhi komitmen yang kuat dan profesional dalam menjamin keamanan pangan. Bahkan suatu industri pangan penerap HACCP dapat mendemonstrasikan bahwa sistem keamanan pangannya telah memenuhi persyaratan regulasi pemerintah dalam menjamin masyarakat terhadap kemungkinan timbulnya bahaya keamanan pangan.

Manfaat HACCP

Dengan Penerapan HACCP dalam organisasi atau perusahaan anda di harapkan proses anda akan lebih terjamin dan perusahaan mendapatkan manfaatnya, seperti :

  • Menjamin keamanan pangan.
  • Memproduksi produk pangan yang aman setiap saat.
  • Memberikan bukti sistem produksi dan penanganan produk yang aman.
  • Memberikan rasa percaya diri pada produsen akan jaminan keamanannya.
  • Memberikan kepuasan pada pelanggan akan konformitasnya terhadap standar nasional maupun internasional.
  • Mencegah kasus keracunan pangan, sebab dalam penerapan sistem HACCP bahaya-bahaya dapat diidentifikasi secara dini, termasuk bagaimana tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangannya.
  • Mencegah/mengurangi terjadinya kerusakkan produksi atau ketidakamanan pangan, yang tidak mudah bila hanya dilakukan pada sistem pengujian akhir produk saja.
  • Dengan berkembangnya HACCP menjadi standar internasional dan persyaratan wajib pemerintah, memberikan produk memiliki nilai kompetitif di pasar global.
  • Memberikan efisiensi manajemen keamanan pangan, karena sistemnya sistematik dan mudah dipelajari, sehingga dapat diterapkan pada semua tingkat bisnis pangan.

Untuk melakukan Konsultasi Sertifikasi hubungi tim Raga Manajemen Internasional.

Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000

Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000

ISO 22000 menjelaskan persyaratan untuk sistem manajemen keamanan pangan dan menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi suatu organisasi untuk menunjukkan bahwa sistem manajemen tersebut dapat mengendalikan bahaya keamanan pangan.

Makanan yang tidak aman dapat memiliki konsekuensi kesehatan yang parah, sehingga sangat penting bagi organisasi yang terlibat dalam rantai pasokan makanan untuk mengambil langkah-langkah untuk memastikan proses dan produk mereka aman. Saat ini, banyak produk makanan melintasi batas negara, menyoroti perlunya standar global untuk manajemen keamanan pangan. ISO 22000 memenuhi kebutuhan ini dengan memberikan pedoman yang dapat diikuti organisasi untuk membantu mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya yang terkait dengan keamanan pangan.

Apa itu ISO 22000?

ISO 22000 :2018 adalah standar keamanan pangan untuk bisnis dalam rantai makanan global. Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) mengembangkan standar ISO 22000:2018, Sistem manajemen keamanan pangan – Persyaratan untuk setiap organisasi dalam standar rantai makanan.

ISO 22000 memberikan persyaratan untuk sistem manajemen keamanan pangan dan menetapkan persyaratan apa yang harus dipenuhi suatu organisasi untuk dapat mengendalikan bahaya keamanan pangan. Industri yang menggunakan ISO 22000 dapat memperoleh sertifikasi sesuai standar.

ISO 22000 mencakup organisasi di seluruh rantai makanan, dari pertanian hingga sampai ke meja. Standar ini dirancang untuk memastikan persaingan yang adil dan menyediakan komunikasi di dalam dan di antara organisasi di sepanjang rantai makanan.

Standar ini menggabungkan dan melengkapi unsur-unsur utama ISO 9001, standar untuk sistem manajemen mutu, serta Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), pendekatan preventif untuk keamanan pangan.

Standar ini memberikan kerangka kerja bagi organisasi untuk mengembangkan, menerapkan, memantau dan terus meningkatkan sistem manajemen keamanan pangan, atau (Food Safety Management System) FSMS, dalam konteks risiko bisnis mereka secara keseluruhan. Untuk mematuhi standar, bisnis harus memenuhi semua persyaratan hukum dan peraturan terkait keamanan pangan yang berlaku.

Organisasi yang ingin membuat FSMS yang lebih fokus, koheren, dan terintegrasi dari yang disyaratkan oleh hukum/peraturan, dapat memperoleh manfaat dari ISO 22000. Standar ini membantu organisasi dalam aspek operasi mereka, seperti keamanan pangan, pengendalian bahaya, rantai pasokan mereka, HACCP, bisnis mereka strategi dan penelusuran makanan.

Apa itu Sistem Manajemen Keamanan Pangan?

Meskipun perhatian utama terkait keamanan pangan adalah keberadaan bahaya keamanan pangan pada titik konsumsi, bahaya sebenarnya dapat terjadi di titik mana pun di sepanjang rantai makanan. Karena itu, penting untuk memiliki kontrol yang memadai di seluruh rantai makanan, dan semua organisasi yang terlibat harus berkolaborasi untuk memastikan keamanan pangan.

Elemen utama FSMS, seperti yang dijelaskan dalam ISO 22000 adalah:

  • Komunikasi interaktif di seluruh organisasi.
  • Manajemen sistem yang mencakup dokumentasi.
  • Program prasyarat, yang memastikan lingkungan yang bersih dan sanitasi.
  • Prinsip HACCP, yang membantu mengidentifikasi, mencegah, dan menghilangkan bahaya keamanan pangan.
  • Standar ini juga mencakup prinsip-prinsip lain, yang merupakan bagian dari semua standar sistem manajemen ISO.

Prinsip-prinsip ini adalah:

  1. Fokus pelanggan
  2. Kepemimpinan
  3. Keterlibatan orang
  4. Pendekatan proses
  5. Perbaikan
  6. Pengambilan keputusan berbasis bukti
  7. Manajemen hubungan

Apa yang Dibutuhkan ISO 22000?

FSMS, sebagaimana dijelaskan dalam ISO 22000, menetapkan proses untuk mengelola keamanan pangan yang berlaku di seluruh organisasi. Beberapa proses yang dapat dipertimbangkan organisasi tentang ISO 22000 meliputi :

  • Kebijakan keamanan pangan secara keseluruhan.
  • Target yang akan mendorong upaya perusahaan untuk mematuhi kebijakannya.
  • Merencanakan, merancang dan mendokumentasikan sistem manajemen.
  • Membuat tim keamanan pangan yangterdiri dari individu berkualitas dan menugaskan tanggung jawab.
  • Menetapkan prosedur komunikasi untuk komunikasi internal dan komunikasi dengan pihak di luar perusahaan, seperti pelanggan, pemasok, dan badan pengatur.
  • Rencana darurat.
  • Sebuah rencana untuk secara teratur mengevaluasi kinerja FSMS.
  • Strategi untuk menyediakan sumber daya yang memadai untuk memungkinkan operasi FSMS, termasuk personel yang terlatih dan berkualitas, infrastruktur dan lingkungan kerja yang sesuai.
  • Rencana untuk mengikuti prinsip-prinsip HACCP.
  • Sistem untuk meningkatkan keterlacakan dan identifikasi produk.
  • Suatu sistem untuk mengendalikan ketidaksesuaian dalam produk.
  • Prosedur terdokumentasi untuk penarikan produk.
  • Program audit internal.
  • Rencana untuk terus meningkatkan FSMS.
  • Program prasyarat.
  • Persyaratan Prasyarat.

Ketika berusaha mendapatkan kepatuhan terhadap ISO 22000, organisasi harus membuat program prasyarat yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi. Walaupun ISO mengidentifikasi area dan program tertentu yang harus dipertimbangkan organisasi, standar ini tidak menentukan persyaratan spesifik dari setiap program. Sebaliknya, setiap organisasi akan mengembangkan programnya sendiri berdasarkan kebutuhannya.

ISO 22000 memberikan beberapa panduan tentang bagaimana mengembangkan program prasyarat melalui masing-masing spesifikasi teknis, seperti ISO/TS 22002-1, program prasyarat tentang keamanan pangan – Bagian 1: manufaktur makanan. Dokumen ini menggantikan PAS 220. Spesifikasi ISO ini dirancang lebih ke arah penggunaan dengan ISO 22000 dan memberikan detail yang lebih baik dibanding PAS 220. Sangat penting untuk mengetahui ISO/TS 22002-1 hanya berlaku untuk produsen makanan, tidak untuk semua organisasi di keseluruhan rantai makanan.

Beberapa area yang diidentifikasi oleh ISO 22000 untuk dipertimbangkan bagi organisasi ketika mengembangkan program prasyarat mereka meliputi:

  • Pengendalian hama.
  • Pertahanan makanan, biovigilance, dan bioterorisme.
  • Konstruksi dan tata letak bangunan.
  • Pencegahan kontaminasi silang.
  • Kesesuaian peralatan, pembersihan dan pemeliharaan.
  • Fasilitas karyawan dan kebersihan pribadi.
  • Pengelolaan bahan yang dibeli.
  • Tata letak tempat dan ruang kerja.
  • Prosedur pembersihan dan sanitasi.
  • Informasi produk.
  • Utilitas, termasuk energi, air dan udara.
  • Pergudangan.
  • Pembuangan limbah.
  • Prosedur penarikan produk.
  • Saat ini, ada spesifikasi teknis khusus sektor lain yang tersedia untuk perusahaan katering, sektor ritel, bisnis berdasarkan jasa transportasi dan penyimpanan, produsen pakan ternak dan juga produsen produk kemasan makanan.

Apa Manfaat Sertifikasi ISO 22000?

ISO 22000 membantu organisasi meminimalkan risiko makanan dan meningkatkan kinerja yang terkait dengan keamanan pangan. Hal ini dilakukan dengan memberikan kerangka kerja yang dapat mereka gunakan untuk mengembangkan FSMS, pendekatan sistematis untuk menangani masalah keamanan pangan. Kepatuhan dengan ISO 22000 memberikan manfaat seperti:

  • Peningkatan Kesehatan dan keselamatan – Meminimalkan risiko makanan membawa pada kesehatan dan keselamatan yang lebih baik bagi pelanggan, pengguna lain, karyawan, dan orang lain yang mungkin bersentuhan dengan makanan.
  • Peningkatan kepuasan pelanggan – Memiliki FSMS membantu Anda memberikan produk yang memenuhi harapan pelanggan dengan andal.
  • Membantu memenuhi persyaratan peraturan – Kepatuhan terhadap persyaratan peraturan diperlukan untuk mencapai sertifikasi ke ISO 22000. Memiliki FSMS dapat membantu perusahaan memenuhi persyaratan ini dan memahami bagaimana mereka berdampak pada organisasi dan pelanggan.
  • Membantu memenuhi standar dan pedoman lain – ISO 22000 menghubungkan ke berbagai standar dan pedoman internasional lainnya dan dapat membantu organisasi memenuhi persyaratan sistem tersebut.
  • Transparansi yang ditingkatkan – ISO 22000 membantu organisasi meningkatkan keterlacakan produk mereka dan mencapai transparansi yang lebih besar terkait operasi.
  • Peningkatan respons terhadap risiko – Memiliki FSMS dapat membantu organisasi merespons lebih cepat dan efisien terhadap masalah yang dapat membahayakan keamanan pangan, membantu mereka menghentikan potensi kontaminasi sebelum terjadi.
  • Pengurangan waktu investigasi – Jika terjadi kontaminasi, FSMS membantu organisasi mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelidiki setiap pelanggaran keamanan pangan, memecahkan masalah lebih cepat.

Standar itu sendiri juga menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan sistem lain:

  • Struktur yang konsisten – Struktur ISO 22000 mirip dengan standar internasional lainnya. Ini dirancang untuk berintegrasi mulus dengan sistem manajemen lain dari ISO, seperti ISO 9001, ISO 45001 dan ISO 14001.
  • Pengakuan global – ISO 22000 adalah standar yang terkenal dan diakui secara internasional. Sertifikasi terhadap standar ini meningkatkan reputasi organisasi dengan pelanggan, pemasok, investor, kelompok pengawas, dan pihak lain di seluruh dunia.
  • Peluang bisnis yang meningkat – Sertifikasi ke standar internasional seperti ISO 22000 membuka pintu bagi bisnis. Beberapa organisasi memerlukan sertifikasi sebelum mereka akan memasok atau bekerja dengan perusahaan.

Siapa yang Harus Mematuhi Standar dan Mendapatkan Sertifikasi?

ISO 22000 berlaku untuk organisasi apa pun yang merupakan bagian dari atau berhubungan industri makanan atau rantai makanan, terlepas dari ukuran organisasi atau posisinya di sepanjang rantai makanan.

Organisasi-organisasi ini dapat berupa produsen makanan, bahan dan aditif, produsen pakan, organisasi yang terlibat dalam pengangkutan atau penyimpanan makanan atau organisasi yang mensubkontrakkan ke perusahaan terkait makanan. Organisasi yang terkait dengan industri makanan tetapi tidak secara langsung bagian dari itu juga dapat menggunakannya, seperti yang memproduksi peralatan, bahan kemasan atau bahan pembersih yang digunakan industri makanan.

Untuk melakukan Konsultasi Sertifikasi hubungi tim Raga Manajemen Internasional.